Sabtu, 04 Agustus 2012

NAPAK TILAS PARMA 1998/1999

NAPAK TILAS PARMA 98/99

Apa kabar para pembaca yang setia? Semoga tetap betah membaca artikel di blog kami.  Kali ini kita kembali memflashback Pasukan Parma di masa lalu. Kita menuju musim 1998/1999 untuk melihat seluk beluk kala itu.

Parma FC saat itu masih bernama Parma AC atau Parma Assozione Calcio. Parma masih dikuasai Stefano Tanzi, Pemilik Perusahaan besar Parmalat. Perusahaan multi nasional yang bergerak di produk olahan susu.
Para pemain Parma dan Official Team berkumpul dalam sesi foto bersama di musim 1998/1999

Pelatih masa itu ialah Alberto Malesani. Pelatih yang dikenal luas berkarakter kuat dan bertemperamen tinggi. Ia pun terkenal dengan sepakbola menyerang, karena sewaktu bermain dulu ia menempati posisi striker. Ia baru bergabung sejak 1 Juli 1998. Pelatih yang saat itu berusia 44 tahun optimis anak asuhannya akan meraih prestasi baik.

Gayung bersambut, manajemen mendukung sepenuhnya gagasan Malesani tentang pembelian pemain. Tak pelak, beberapa pemain mahal dibeli oleh Parma, di antaranya adalah Juan Sebastian Veron dari Sampdoria, seharga 15.400.000 poundsterling. Dan Faustino Asprilla dari Newcastle seharga 5.840.000 poundsterling. Kemudian Diego Fuser dari Lazio seharga 5.280.000 poundsterling. Luigi Sartor, pemain bertahan dari Inter Milan. Serta Alain Boghossian dari Sampdoria. Parma hanya kehilangan pemain bintangnya, Jesper Blomqvist, yang dipinang oleh Manchester United. 

Alberto Malesani, salah satu watak kesuksesan Parma
Kedatangan pemain-pemain anyar tersebut membawa nafas baru di tengah-tengah ruh permainan Parma. Malesani berhasil menemukan racikan terbaik untuk anak asuhnya dan tidak menemui masalah berarti menyatukan karakter pemain baru dengan pemain lama Parma.

Malesani gemar menggunakan formasi 3-4-1-2: Formasi yang sering digunakannya yakni: Buffon, Thuram, Sensini, Cannavaro, Vanoli , Fuser,Boghossian, Baggio, Veron, Crespo, Chiesa.

Beberapa daftar nama pemain Parma di musim 1998/1999:
Goalkeeper:

Skuad Inti Parma 98/99
- Gianluigi Buffon

- Matteo Guardalben

- Alessandro Nista

Defender:

- Fabio Cannavaro

- Lilian Thuram

- Saliou Lassisi

- Luigi Sartor

- Nestor Sensini

- Antonio Benarrivo

- Luigi Apolloni

- Roberto Mussi

- Paolo Vanoli

Midfielder:

- Alain Boghossian

- Mario Stanic

- Diego Fuser

- Juan Sebastian Veron

- Dino Baggio

- Reynald Pedros

- Stefano Fiore

- Rafaelle Longo

- Emiliano Tarana

Attacker:

- Hernan Crespo

- Enrico Chiesa

- Faustino Asprilla

- Abel Balbo

- Mohamed Kader

- Gianluca de Angelis

Perjalanan di Serie A 98/99

Parma sebagai bagian dari Il Sette Magnifico atau Tujuh yang terhebat di Liga Italia kala itu harus bersaing dengan 17 klub lainnya. Karena saat itu Liga Italia masih dihuni oleh 18 Klub Serie A.

Alhasil total laga yang harus dimainkan sebanyak 34 Laga. Parma berhasil meraih kemenangan dalam 15 laga. Termasuk dua kali pertemuan dengan Juventus di Tardini dan Delle Alpi (1-0 dan 4-2). Dua kali pertemuan dengan Inter di Tardini dan Meazza (1-0 dan 3-1). Dan dua pertemuan dengan Empoli (5-3 dan 1-0). Serta dua pertemuan dengan Salernitana (2-0 dan 2-1). Kemenangan terbesar saat kita melibas Milan 4-0 di Ennio Tardini.

Parma mencatat 10 kali hasil imbang di Kompetisi Serie A saat itu. Termasuk ditahan imbang dengan Klub derby Bologna (0-0 dan 1-1). Dan Vicenza dua kali berakhir tanpa gol. Sementara Venezia berhasil menahan imbang 0-0 dan 2-2.

Parma harus merelakan 9 kali kekalahan kala itu. Adalah Lazio, klub yang berhasil mengalahkan Parma di dua kali pertemuan kandang dan tandang dengan skor 1-3 dan 1-2. Parma hanya menyerah dua kali di Ennio Tardini yakni versus Piacenza dan Lazio.

Parma mengakhiri musim kompetisi Serie A dengan mengoleksi 55 poin. Pun sama dengan jumlah gol yakni 55 gol. Parma kebobolan sebanyak 36 gol. Dan menduduki tempat keempat. Prestasi yang membanggakan.


Perjalanan di Coppa Italia 98/99
Dari ajang Coppa Italia, Parma peroleh hasil maksimal. Parma turun di babak 32 besar. Parma pun tampil percaya diri dengan menggasak Genoa dengan skor 3-0 dan 1-0. Kemudian Parma maju ke babak 16 besar berjumpa dengan Bari yang saat itu masih diperkuat Antonio Cassano striker timnas Italia saat ini. Parma memperoleh kemenangan tipis di tandang 2-1 dan ditahan di Tardini 0-0.

Perempat final Coppa Italia pun menunggu Parma. Kali ini Parma harus berhadapan dengan Udinese. Sempat direpotkan di Friuli dan kalah 2-3 di leg pertama, Parma akhirnya dapat membalikkan keadaan dengan memenangi laga kedua di Ennio Tardini dengan skor fantastis 4-0.

Setelah kemenangan itu, Parma menjadi kandidat kuat Juara Coppa Italia. Terang saja, dengan mudah Parma menyingkirkan Inter di semifinal. Kemenangan 2-0 di Meazza dan 2-1 di Tardini akhirnya meloloskan Parma ke babak puncak.

Final yang ketat antara Parma dan Fiorentina. Gabriel Omar Batistuta sang Algojo Fiorentina harus diredam agar Parma dapat melanggeng menjadi juara. Bermain dengan hati-hati, tidak membuat kedua klub bertahan habis-habisan. Mereka justru saling menyerang. Alhasil Parma dapat menahan Fiorentina pada leg pertama di Ennio Tardini 1-1. Dan pada laga kedua di Artemio Franchi 2-2. Laga yang sangat ketat ini akhirnya dimenangkan Parma dengan keunggulan gol tandang. Yakni 2:1. Parma pun mengangkat trofi Coppa Italia!!!

Leg Pertama: Parma - Fiorentina: 1-1

Leg Kedua Fiorentina - Parma: 2-2



Manajemen rotasi pemain yang sangat baik kala itu, membuat Parma dapat dengan lancar menjalani laga Serie A, Coppa Italia dan Piala UEFA sekaligus. Dan dari ajang Piala UEFA, Parma menghadapi lawan-lawan yang cukup tangguh.


Perjalanan di Piala UEFA 98/99

Parma mendapat tiket ke babak 64 besar piala UEFA musim 1998/1999 yang masih memakai format sistem gugur. Laga pertama di Turki mempertemukan Parma dan Fenerbahce, salah satu klub raksasa Turki saat itu. Parma pun harus menelan kekalahan 1-0. Sempat diragukan melaju ke babak selanjutnya, Parma akhirnya mampu berbicara banyak dengan memenangkan leg kedua dengan skor 3-1.

Tiket 32 besar mempertemukan Parma dan Wisla Krakow. Parma berhasil menahan imbang Wisla di kandangnya 1-1 dan menghajar mereka dengan skor tipis 2-1 di Tardini.

Maju ke babak perdelapan final, Parma mengungguli Glasgow Rangers FC. Bertandang terlebih dulu dan menahan imbang Rangers, Parma akhirnya mengalahkan mereka di Ennio Tardini dengan skor 3-1.

Kemudian perempat final, Parma semakin optimis, Malesani mengeluarkan sesumbar akan kemenangan Parma di Piala UEFA. Namun leg pertama berakhir dengan kekalahan Parma 1-2 di kandang Bordeaux. Dan leg kedua Parma sangat berambisi membalas kekalahan tersebut. Dengan taktik menyerang dan atmosfer stadion yang sangat menakutkan bagi tim lawan kala itu, Parma berhasil membalas dengan skor 6-0. Skor yang fantastis!!!
Berikut Cuplikan pesta gol tersebut:

Parma pun melangkah ke semifinal dengan kepercayaan diri tinggi. Bertandang ke Spanyol, Parma berhasil merobohkan Atletico Madrid 3-1. Aksi heroik Buffon, termasuk menggagalkan satu penalti Atletico Madrid, berbuah manis.

Parma pun melanggeng ke babak final yang akan berlangsung dalam sekali pertemuan saja. Pemain terbaik diturunkan saat laga final. Semua sedang dalam performa hebat karena euforia liga Italia dan Coppa Italia. Lawan yang dihadapi dalam laga pamungkas kala itu adalah Marseille. Dan tibalah momen bersejarah itu. Parma akhirnya memperoleh kemenangan telak 3-0 melalui gol-gol yang dicetak oleh

Crespo, Vanoli dan Chiesa!!
Berikut Cuplikan pertandingan tersebut:

Berikut formasi the winning team Parma ketika itu:

3-4-1-2: Buffon, Thuram, Sensini (Kapten), Cannavaro ; Vanoli, Boghossian, Baggio, Fuser; Veron (Fiore 77') ; Crespo (Asprilla 85'), Chiesa (Balbo 73'). Coach: Malesani.

Di akhir musim 1998/1999 Parma mengangkat trofi Piala UEFA. Enrico Chiesa menjadi Top Skorer Piala UEFA saat itu.
Cannavaro Cs. mengangkat trofi Piala UEFA
Musim inilah yang membuat nama Parma bergaung di seluruh Eropa dan dunia. Musim inilah pemain Parma mulai diincar berbagai klub elite Eropa.

Namun bagaimanapun, keberhasilan saat itu adalah karena hampir meratanya kualitas pemain inti dan pemain cadangan. Kemampuan Malesani dalam merotasi pemain dan menerapkan sepakbola menyerang dapat diacungi jempol. Kerja sama official tim dalam mendukung maintenance kebugaran pemain sangat diutamakan. Dan alhasil Parma mampu menutup musim dengan kenangan manis.

Hasil:

Lega Calcio Serie A : Peringkat 4

Coppa Italia : Juara


Piala UEFA : Juara

Forza Parma!!!

Sumber: it.wikipedia.org, transfermarkt.co.uk.


Published with Blogger-droid v2.0.4

16 komentar:

  1. jadul beud ni kenangan masa" indah :')

    BalasHapus
  2. Smoga terulang kembali masa seperti ini.

    BalasHapus
  3. Optimis secepatnya PARMA akan meraih Scudetto Serie-A!

    BalasHapus
  4. Wah...mªªªªñÑñ†††ªªªªªPP. SurªªªªñÑñ†††ªªªªªP neh...udah pada optimis semua bila mengenang masa-masa indah saat itu... :)

    BalasHapus
  5. respect!salut dg ac parma,saya benar2 beruntung masa kecil saya menikmati liga calcio serie A!dan sampai sekarang hanya serie A!TRUE PASSION!NO AL CALCIO MODERNO!

    BalasHapus
  6. awal saya menyukai parma, masih kelas 5 sd. di tahun tsb.

    BalasHapus
  7. dr jaman SD senang sama JUVE dan PARMA,,punya jersey Parma yg PARMALAT

    BalasHapus
  8. perlu dibenahi manajemen parma......

    BalasHapus
  9. Crespo keren banget waktu itu. Kangen sama masa itu...

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Dino Baggio gelandang elegan...dimana dia skrg ??

    BalasHapus
  13. Dino Baggio gelandang elegan...dimana dia skrg ??

    BalasHapus
  14. Mengingatkan Duet Crespo dan Chiesa... dan Buffon, kembalilah ke Seri A parma

    BalasHapus
  15. Back to the past, hope like the past..

    BalasHapus