Jumat, 08 Juni 2012

NOSTALGIA 15 PEMAIN BINTANG PARMA DI ERA PARMALAT

Siapapun setuju bahwa nostalgia dapat membawa inspirasi, motivasi, kegembiraan dan sensasi mendalam bagi kita. Kali ini kami mengajak para pembaca untuk bernostalgia di masa indah kebangkitan Parma di era 90-an. Saat itu Parma mulai menjejakkan kaki di Serie A. Dalam jangka waktu setahun Parma mulai menunjukkan geliatnya di Italia dan Eropa. Hal ini tak lepas dari Sponsorship Parmalat yang mendukung finansial klub dan menguasai 98% saham Parma. Beberapa pemain hebat direkrut dan menjadi bagian inti bagi kesuksesan tim. Tak pelak Parma mendapat julukan 'Fenomena' tahun 90-an. Kami dengan bangga mempersembahkan 15 pemain bintang di era Parmalat ulasan dari Jurnalist York City, Rob Guest. Inilah mereka semua:

1. Lorenzo Minotti

Minotti adalah pemain kunci lini belakang Parma yang mulai membela Parma di Musim 1987 hingga 1996. Ia menjadi saksi perjuangan Parma di Serie B sampai merajai Eropa dalam waktu yang singkat.  Minotti yang ditransfer dari klub Cesena, adalah pemain berdaya adaptasi tinggi terhadap pola permainan musuh, disiplin dan memiliki skill sliding tackle yang diwaspadai pemain lawan. Ia bergabung dengan Parma dan memperoleh ban kapten di lengannya. Penampilannya sangat dominan dan akan selalu diingat saat ia membantu Parma pertama kalinya memenangi kejuaraan Eropa, Winners Cup European Cup di tahun 1993. Kala itu Stadion Wembley menjadi saksi mata saat golnya membuat Parma unggul 3-1 atas Royal Antwerp di laga final. Ia pun meraih tiket membela Tim nasional Italia dan kembali berhasil memenangkan Piala UEFA bersama Parma sebelum akhirnya pindah ke Cagliari. Minotti adalah bagian dari tinta emas sejarah Parma.


2. Thomas Brolin

Adalah bagian dari tim Parma yang dengan sukses merengkuh keberhasilan di musim pertamanya di Serie A. Mengakhiri musim dengan raihan posisi 6 klasemen akhir adalah buah gol-gol yang dilesakkan dari kakinya. Sebelum bergabung dengan Parma, ia terlebih dulu membela Leeds United dan Crystal Palace yang dibawanya ke level Eropa. Hingga musim 92/93 ia masih mendapat kepercayaan sebagai starting line up, namun kehadiran Zola dan Asprilla menjadikannya harus merelakan berbagi tempat utama. Meskipun jarang mendapat starting line up, ia berfungsi sebagai Super Subs bagi Parma dan menjadi bagian tim memenangi UEFA Cup, European Cup Winners Cup dan Super Cup.




3. Antonio Benarrivo

Terpilih sebagai salah satu Attacking Full Back terbaik di era 90-an saat membela Parma, Benarrivo menjuarai dua kali UEFA Cup, satu Super Cup dan satu Winners Cup. Meski tak pernah mencicipi scudetto, namun ia menjadi bagian tim dalam perburuan gelar juara yang ketat dengan Juventus di tahun 1997. Dibeli dari Padova tahun 1991 di masa kepelatihan Nevio Scala, ia membantu Parma dalam berbagai kejuaraan Eropa dan Italia. Terpilih menjadi pemain timnas senior adalah prestasi selanjutnya. Dan menjadi bagian kesuksesan tim selama 13 tahun. Memori yang tak akan terlupakan bagi seluruh pendukung Parma.






4. Gianfranco Zola

Gianfranco Zola sangat diingat sebagai pemain brilian Chelsea di liga Inggris, akan tetapi penampilannya bersama Napoli dan Parma lah yang membuatnya mendapat perhatian dari tim nasional. Bermain berdampingan dengan Diego Maradona membuatnya menjadi Striker sekaligus playmaker handal. Empat tahun bersama Napoli , ia kemudian bergabung ke Ennio Tardini dengan transfer 9 juta poundsterling dan menikmati bermain bersama Parma di musim pertamanya dengan meraih runner up Liga Italia dan piala UEFA. November 1996 ia balik ke Chelsea dengan transfer separuh harga pembeliannya dari Napoli. Penampilan hebatnya akan selalu dalam memori kita.

5. Faustino Asprilla

Apa yang anda ingat dari pemain yang satu ini? Ya, dia adalah pemain dengan segudang skill dan talenta mengagumkan. Namun ia juga memiliki banyak masalah pribadi.

Asprilla bermain untuk banyak klub internasional dari berbagai negara, namun penampilannya bersama Parma di Italia lah yang membuatnya layak dikenang.

Parma membeli pemain kontroversial ini di tahun 1992 dari Klub Kolombia Atletico Nacional.

Di musim pertamanya bersama Parma, ia mencetak gol yang mengakhiri Rekor tak terkalahkan Milan selama 58 kali. Ini membuat fans Parma mengelu-elukannya.

Asprilla mencetak gol-gol kemenangan saat Parma mengkandaskan peluang Atletico Madrid di semifinal Winners Cup, dengan kemenangan tipis 2-1. Pemain timnas Kolombia ini berhasil merengkuh 2 kali juara UEFA cup, Super Cup dan Winners cup.

6. Hristo Stoichkov

Stoichkov merupakan salah satu pemain paling bertalenta di masanya. Penampilannya bersama Bulgaria di Piala Dunia 1994 dan Piala Eropa 1996 merupakan bukti kehebatannya. Saat itu ia terpilih sebagai Tim All Star di kedua turnamen tersebut.

Ia sangat dikenal sebagai pemain Barcelona. Bersama Romario, keduanya menjadi striker yang sangat disegani lawan.

Stoichkov bergabung dengan Parma di musim 1995-1996 hanya selama satu musim. Selanjutnya ia merasa kurang berkembang dan kembali ke Barcelona. Ia mencetak 7 gol dalam 30 penampilannya bersama Parma. Pembelian Stoichkov, meskipun tidak berhasil mengangkat gelar Eropa dan hanya finish di peringkat keenam Liga Italia, namun meningkatkan gengsi klub di mata dunia sekaligus mendongkrak penghasilan Parma kala itu.


7. Roberto Mussi

Mungkin tidak banyak pemain yang berprestasi di berbagai klub di Serie A seperti Roberto Mussi. Ia sempat meraih Scudetto dan Piala Eropa bersama Milan di akhir tahun 80-an. Sebelum berkarir bersama Milan, ia sempat mematangkan skillnya di Serie B selama 3 tahun bersama Parma sebelum era Parmalat. Pada tahun 1994 ia kembali ke Parma membawa aura kesuksesannya. Dan menandatangani kontrak selama 5 tahun. Di mana ia menyabet UEFA cup 2 kali dan 1 piala Italia di tahun 1999.

Mussi terkenal sebagai pemain belakang yang brilian membela timnas Italia di 11 turnamen Internasional termasuk Piala Dunia 1994 dan Piala Eropa 1996.




8.Dino Baggio

Selain Antonio Benarrivo, ia menjadi pemain yang membela Parma untuk waktu yang lama. Tujuh tahun ia habiskan bersama Parma. Sebelumnya ia bersinar bersama Juventus dan italia di Piala Dunia 1994. Ia pindah ke Parma setelah mendapat persaingan dari Del Piero untuk mendapat tempat utama. Pinangan Parma pun dijawab dengan mengkandaskan Juventus, klub yang pernah dibelanya, di Piala UEFA, 2-1. Ia mencetak dua gol saat itu.

Empat tahun kemudian ua mengangkat trofi UEFA untuk kedua kalinya setelah menghancurkan Marseille 3-0 di Moscow. Kemudian meraih Coppa Italia di tahun yang sama.




9. Lilian Thuram

Bergabung dengan Parma di tahun 1996 setelah musim yang brilian bersama AS Monaco. Ia tampil dalam 40 laga bersama Parma dan menyarangkan sebuah gol saat mengkandaskan Cagliari 3-2 di musim pertamanya.

Ia bermain dalam posisi Libero atau pemain paling belakang di posisi pertahanan Parma. Kemampuan markingnya membuat striker lawan sulit melewati hadangan pemain yang satu ini. Ia menjadi langganan timnas Prancis dan berhasil meraih gelar juara Piala Dunia dan Piala Eropa. Saat membela Parma pun ia berhasil menyabet gelar UEFA cup, Coppa Italia dan Super Coppa Italiana di tahun 1999. Tahun 2001 menjadi tahun terakhirnya bersama Parma saat Juventus berhasil merebutnya dengan transfer 22 juta poundsterling. 


10. Roberto Nestor Sensini

Udinese, Parma dan Lazio adalah tiga klub yang dibela Sensini selama 17 tahun di Italia. Sensini menjadi bagian tim Parma dalam mengangkat trofi UEFA cup dua kali dan Coppa Italia sekali. Ia sempat hijrah ke Lazio untuk menyabet gelar scudetto di sana dan kembali ke Parma selama satu musim untuk mengangkat trofi Coppa Italia yang kedua. Ia membuat 191 penampilan bersama Parma dan 59 penampilan bersama Argentina. Saat ini ia menjadi pelatih kepala Colon.







11. Enrico Chiesa

Di musim 1996/1997, hanya ada satu kata untuk menggambarkan yang dapat dihasilkan apabila Chiesa ditandemkan dengan Crespo, yaitu Gol! Itulah salah satu alasan mengapa Parma bisa menantang Juventus dalam perebutan puncak klasemen hingga akhir musim. Ia ditransfer dari Sampdoria setelah mencetak 22 gol dari 27 penampilannya. Saat itu tandemnya adalah Roberto Mancini di Sampdoria.

Dalam tiga tahunnya bersama Parma, ia mencetak 33 gol dari 92 kali penampilan. Ia pun berhasil menyumbangkan trofi UEFA cup dan Coppa Italia di tahun terakhirnya bersama Parma.




12. Hernan Crespo

Hernan Crespo bergabung dengan Parma berbarengan dengan pembelian Lilian Thuram dan Enrico Chiesa di musim 1996/1997. Sebelumnya ia berhasil mengangkat Riverplate memenangi Coppa Libertadores. Dan menjadi top scorer Olimpiade 1996.

Bersama Parma, ia mengukir 79 gol dari 150 penampilan. Musim paling berprestasi bagi Crespo di Parma adalah ketika mencetak 28 gol di Serie A dan berhasil meraih UEFA cup dan Coppa Italia. Atas sejumlah prestasinya itu, Lazio memecahkan rekor transfer demi mendapatkan jasanya. 35 juta poundsterling adalah harga yang pantas baginya. Namun itu bukan merupakan kali terakhir ia membela Parma. Sekali lagi ia membela Parma di tahun 2011-2012 sebelum harus berpisah dengan Parma dan bergabung dengan Klub India Barasat.


13. Fabio Cannavaro

Fabio Cannavaro bergabung dari Napoli di tahun 1995. Ia tergabung dalam fondasi lini belakang Parma bersama Thuram , Sensini , Sartor, Mussi dan Buffon. Ia bermain elegan sehingga membawa Parma menjuarai piala UEFA dan dua piala Italia, sebelum ia dibeli Inter Milan seharga 23 juta Euro. Di musim akhirnya bersama Parma, ia sempat ditandemkan dengan adiknya, Paolo Cannavaro. Fabio Cannavaro merupakan sejarah yang tak terlupakan bagi Parma.








14. Juan Sebastian Veron

Meski hanya semusim berada di Parma, namun aksinya benar-benar sensasional. Bergabung dari Sampdoria dengan nilai transfer 15 juta Poundsterling, ia berhasil mengangkat trofi UEFA cup dan Coppa Italia. Angka 18,1 juta poundsterling akhirnya membawa Veron terbang ke Lazio. Penampilan impresifnya berlanjut hingga ke timnas Argentina dan berbagai klub Eropa.







15. Gianluigi Buffon

Buffon telah menampakkan tanda-tanda kepiawaiannya di depan gawang sejak tergabung dengan Parma. Kelihaiannya memotong umpan silang, One on One dan penalty Stopper membuat karirnya gilang gemilang. Debutnya bersama Parma dimulai di usia 17 tahun saat melawan AC Milan di tahun 1995. Di tahun berikutnya ia merebut tempat pertama sebagai penjaga gawang andalan Parma. Italia pyn memanggilnya untuk berhadapan dengan Rusia. Tahun 1999 ia mendapat predikat sebagai Penjaga Gawang terbaik Serie A. Sekaligus mengangkat gelar UEFA dan Coppa Italia. Ia merupakan pemain jebolan tim muda Parma. Di musim-musim selanjutnya, ia pun meraih 8 kali gelar kiper terbaik Serie A. Setelah 7 tahun karirnya bersama tim senior Parma, akhirnya Juventus, di tahun 2001. Rekor transfer 32,6 juta poundsterling membuatnya memulai musim yang baru di Turin. Sampai saat ini, ia menjadi kiper yang tak tergantikan di Juventus.



Published with Blogger-droid v2.0.4

12 komentar:

  1. duh jadi bernostalgia dengan parma 90 an, itu tim pertama idola ane.

    BalasHapus
  2. Begh... pemain-pemain ini tim terkuat parma sepanjang sejarah nee... Inget pas lawan Bordeaux di Quarter Final UEFA 98/99 ga? 6-0 gaaaaan... mantaaaaaaab

    BalasHapus
  3. Kangen sama skill dan aksinya enrico chiesa :)

    BalasHapus
  4. jadi inget eranya magnificant seven nya liga itali..

    BalasHapus
  5. hidetoshi nakata sm marcio amoroso jg

    BalasHapus
  6. Adriano sama stankovic tuh jaman gue maen ps 1 parma pemainnya bagus bagus

    BalasHapus
  7. Bagian Buntut parma. Masuk timnas italia Semua .fabio canavaro Antonio benarivvo...lorenzo menoti ...alberto de ciara dan lainn

    BalasHapus
  8. kenangan indah liga italia era 90 an ;(

    BalasHapus
  9. kangen lihat buffon pakai baju parma

    BalasHapus